v BUDAYA ORGANISASI
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
v
Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli
Susanto:
Pengertian budaya organisasi menurut susanto adalah nilai-nilai yang menjadi
pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah
laku atau berperilaku.
Robbins:
Budaya organisasi menurut Robbins adalah suatu sistem makna bersama yang dianut
oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
Gareth
R. Jones: Definisi budaya organisasi menurut Gareth R. Jones adalah suatu
persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari
makna bersama.
Walter
R. Freytag: Pengertian budaya organisasi menurut Walter R. Freytag bahwa budaya
organisasi adalah asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disadari atau tidak
disadari yang mampu mengikat kepaduan suatu organisasi. Asumsi dan nilai
tersebut menentukan pola perilaku para anggota di dalam organisasi.
Larissa
A. Grunig, et.al.., : Menurut Larissa A. Grunig, et. al.., bahwa budaya
organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang
mampu mengorganisasikan suatu kelompok yang bekerja secara bersama-sama.
Lathans
(1998): Budaya organisasi menurut Lathans (1998) adalah norma-norma dan
nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota
organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima
oleh lingkungannya.
Sarpin
(1995): Pengertian budaya organisasi menurut sarpin adalah suatu sistem nilai,
kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi
dengan struktur system formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku
organisasi.
Schein:
Menurut Schein, pengertian budaya organisasi adalah suatu pola dari
asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu
kelompok tertentu, dengan maksud agar organisasi elajar mengatasi dan
menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu
diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan dan merasakan berkanaan dengan masalah-masalah tersebut.
Mondy
dan Noe (1996): Menurutnya budaya organisasi adalah system dari shared values,
keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling
berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku.
Hodge,
Anthony dan Gales (1996): Budaya organisasi menurut mereka adalah
konstruksi dari dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan
(observable) dan yang tidak kelihatan (unoservable).
v
Fungsi Budaya Organisasi
1. Perasaan Identitas dan Menambah
Komitmen Organisasi
2. Alat pengorganisasian
anggota
3. Menguatkan nila-nilai dalam
organisasi
4. Mekanisme kontrol perilaku
5. Mendorong dan meningkatkan
kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang.
6. Penentu arah organisasi mana yang
boleh dan yang tidak boleh.
v
Pengaruh Budaya Organisasi pada Perusahaan
Budaya
organisasi di setiap perusahaan nan ada di seluruh global memiliki budaya
tersendiri dalam menjalankan kinerjanya. Hal ini disebabkan sebab dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut.
Lingkungan
usaha. Lingkungan usaha di mana perusahaan tersebut beroperasi akan menentukan
langkah apa nan harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.
·
Adanya nilai-nilai atau konsep dasar dan keyakinan dari suatu
perusahaan.
·
Acara-acara rutin nan diselenggarakan perusahaan dalam rangka
memberikan reward pada para karyawannya.
·
Adanya jaringan nan dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda.
Jaringan komunikasi informal dalam perusahaan bisa menjadi wahana penyebaran
nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan keyakinan dari budaya perusahaan terkait.
Jadi,
budaya perusahaan diperoleh berdasarkan hubungan para karyawan dalam
menjalankan tugas dan kewajiban mereka, di bawah kontrol para dewan direksi
atau atasan. Contoh budaya perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya nan dianut
oleh atasan, dalam hal ini irama kinerja nan diterapkan.
v
HUBUNGAN ETIKA DAN BUDAYA
Etika
pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,
baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang
etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang menyangkut
hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan
dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika
perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
PENGARUH ETIKA TERHADAP BUDAYA
Etika
seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi
dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian
menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi
dalam budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan
perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan
kinerja karyawan.
Terdapat
pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dari tingkatan manajer terhadap
tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang
profesional untuk dapat mengerti dan perilaku terhadap adanya masalah etika
dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan
masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang
sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika
mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
v
Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis
Mentalitas
para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya
banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu
berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja
Bisnis yang Etis, yaitu :
Faktor
budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi
yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
Faktor
sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga
menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat
terlihat dalam bentuk KKN
SUMBER
:
NAMA : NOEKTA ROUZQI
NPM : 16213481
KELAS : 4EA10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar