1. Order letter
2. Invitation letter
3. Order confirmation letter
4. inquiry letter
5. Congratulation letter
Senin, 21 November 2016
Rabu, 02 November 2016
TUGAS SOFTSKILL KE 9 DAN 10 HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN STAKEHOLDER, LINTAS BUDAYA DAN POLA HIDUP, AUDIT SOSIAL.
v
PENGERTIAN STAKEHOLDER
Pengertian stakeholder dalam konteks ini adalah tokoh – tokoh
masyarakat baik formal maupun informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal),
tokoh agama, tokoh adat, pimpinan organisasi social dan seseorang yang dianggap
tokoh atau pimpinan yang diakui dalam pranata social budaya atau suatu lembaga
(institusi), baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Macam - macam stakeholder yang merupakan bagian terpenting yang
dilihat Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu, stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu
stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci
1.
Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder
utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung
dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai
penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Contohnya
Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan
pesaing atau rekanan. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu system stakeholder primer yang merupakan rangkaian
kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak,
tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Perusahaan ini juga harus
menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
2.
Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder
pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan
secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki
kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Yang
termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder) :
Lembaga(Aparat)
pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.
Lembaga
pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara
langsung dalam pengambilan keputusan.
Lembaga
swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai
dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern (termasuk
organisasi massa yang terkait).
Perguruan
Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan
keputusan pemerintah serta Pengusaha (Badan usaha) yang terkait sehingga mereka
juga masuk dalam kelompok stakeholder pendukung.
3.
Stakeholder Kunci
Stakeholder
kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif
sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu
keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang
termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
Pemerintah
Kabupaten
DPR
Kabupaten
Dinas
yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
Bentuk
dari stakeholder bisa kita padukan dengan Bentuk kemitraan dengan komite
sekolah, dunia usaha, dan dunia industri (DUPI) dan Industri Lainnya. Bentuk
kemitraan yang dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan stakeholder
antara lain berupa :
·
Kerjasama dalam penggalangan dana pendidikan baik untuk kepentingan
proses pembelajaran, pengadaan bahan bacaan (buku), perbaikan mebeuler sekolah,
alat administrasi sekolah, rehabilitasi bengunan sekolah maupun peningkatan
kualitas guru itu sendiri.
·
Kerjasama penyelenggaraan
kegiatan pada momen hari – hari besar nasional dan keagamaan.
·
Kerjasama dengan sponsor perusahaan dalam rangka meningkatkan
kualitas gizi anak sekolah, seperti dengan perusahaan susu atau makanan sehat
bagi anak – anak sekolah, dan bentuk kemitraan lain yang sesuai dengan kondisi
setempat.
v
STEREOTYPE, PREJUDICE, STIGMA SOSIAL
Stereotype
adalah generalisasi yang tidak akurat yang didasarkan pada prejudice. Kita
semua memegang stereotype terhadap kelompok orang lain.
A.
Contoh dari Stereotype , ketika kita sudah beranggapan begitu pada
suatu suku , maka kita tidak akan menempatkan dia pada suatu posisi yang kita
rasa gak cocok.
B.
Sedangkan Prejudice adalah attitude yang bersifat bahaya dan
didasarkan pada generalisasi yang tidak akurat terhadap sekelompok orang
berdasarkan warna kulit, agama, sex, umur, dll. Berbahaya disini maksudnya
attitude tersebut bersifat negative.
Contoh dari Prejudice misalnya kita menganggap setiap orang pada
suku tertentu itu malas, pelit, dan lain nya. Stigma sosial adalah tidak
diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut
melawan norma yang ada.
C.
Stigma sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun
kelompok.
Contoh dari stigma social misalnya sejarah stigma sosial dapat
terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak
luar kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama
atau etnis, seperti menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika.
Kriminalitas juga membawa adanya stigma sosial.
v
MENGAPA PERUSAHAAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Suatu organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, yakni suatu organisasi,
terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya
tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
v
KOMUNITAS INDONESIA DAN ETIKA BISNIS
Dalam kehdupan komunitas atau komunitas secara umum, mekanismne
pengawasan terhadap tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa
larangan-larangan dan sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di dalam atura
adat. Sehingga tampak bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya
sebuah proses kehidupan komunitas ataukomunitas.
Tindaka
karyawan berkenaan dengan perannya dalam pranata sosial perusahaandapat menentukan
keberlangsungan aktivitas. Kelompok komunitas yang terarah yang dilakukan oleh
sebuah organisasi untuk bekerjadengan auditor sosial dalam mereview. Pemeriksaan
sosial dan mengambil tempat dalam pertemuan review.
Ø Buku catatan
sosial : Diartikan oleh informasi yang rutin dikumpulkan selama setahun untuk
mencatat wujuddalam kaitannya pada pernyataan sasaran sosial.
Ø Stakeholder : Orang
atau kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas organisasi atau
perusahaan.
Ø Target : Suatu
tingkat keinginan yang dicapai dan biasanya didasari pada perencanaan yang
telahdisusun sebelumnya.
Ø Transparasi : Sebuah
organisasi, dalam perhitungan yang terbuka dalam perhitungan sosial
bahwastakeholder mempunyai pemahaman yang baik tentang organisasinya dan
tingkah lakunyayang diwujudkan dan bagaimana hal tersebut dilaksanakan.
Ø Triple bottom
line : Sebuah organisasi menciptakan laporan tahunan yang mencakup finansial,
lingkungan dangambaran sosial. Nilai (value)Kunci dari prinsip-prinsip yang
diatur oleh beroprasinya organisasi dan yang mempengaruhi jalannya organisasi
serta tingkah laku anggota-anggotanya.
Ø Verifikasi : Sebuah
proses dari audit sosial dimana orang auditor dan laporan auditnya dibuat panel
yangmenyertakan perhitungan sosial dan informasi yang didasari pada apa yang
akandilaksanakan dan pernyataan-pernytaan yang didasari pada kompotensi serta
data yangreliabel.
Ø Pernyataan visi
: (sebagai pernyataan misi) sebuah kalimat atau lebih kalimat yang secara jelas
dan nyatamembawa inti dari organisasi tentang kesiapan serta pengrtian yang
mudah diingat.
Ø Kertas
informasi : Auditing sosial mengecek bahwa kita sudah berada pada jalur yang
benar.
Ø Audit sosial : Adalah
proses dimana sebuah organisasi dapat menaksir untuk keberadaan sosialnya,
laporan pada organisasi tersebut dan mningkatkan keberadaannya.
v
DAMPAK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kedepan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan
dengan benar, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, lingkungan,
termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam dan seluruh pemangku kepentingan
dalam masyarakat. Perusahaan yang mampu sebagai penyerap tenaga kerja,
mempunyai kemampuan memberikan peningkatan daya beli masyarakat, yang secara
langsung atau tidak, dapat mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan seterusnya.
Mengingat kegiatan perusahaan itu sifatnya simultan, maka keberadaan perusahaan
yang taat lingkungan akan lebih bermakna.
Pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
sumber daya alam, pasti mengandung nilai positif, baik bagi internal perusahaan
maupun bagi eksternal perusahaan dan pemangku kepentingan yang lain. Meskipun
demikian nilai positif tersebut dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan
dan perbuatan-perbuatan yang akhirnya mempunyai nilai negatif, karena merugikan
lingkungan, masyarakat sekitar atau masyarakat lain yang lebih luas. Nilai
negatif yang dimaksud adalah seberapa jauh kegiatan perusahaan yang
bersangkutan mempunyai potensi merugikan lingkungan dan masyarakat. Atau
seberapa luas perusahaan lingkungan terjadi sebagai akibat langsung dari
kegiatan perusahaan.
v
MEKANISME PENGAWASAN TINGKAH LAKU
Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam pengawasan
terhadap para karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan
berkenaan dengan kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga
budaya yang dijadikan pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan
tersebut berbentuk audit sosal sebagai kesimpulan darimonitoring dan evaluasi
yang dilakukan sebelumnya.
Pengawasan terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya
untukmenciptakan kinerja karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan
dari proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan
yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status dalam pranata yang ada
dan sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan.
Berkaitan
dengan pelkasanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus
jelas terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan seperti
;
1)
Aktivitas apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah orgnisasai,
dalam hal ini sasaran apa yang menjadi pokok dari perusahaan yang harus dituju
internal maupun ekstrnal (sasaran).
2)
Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju
tersebut sebagai rangkaian suatu tindakan (rencana tindakan) yang mengacu pada
suatu pola dan rencana yang sudah disusun sebelumnya.
3)
Bagaimana mengukur dan merekam pokok-pokok yang harus dilakukan
berkaitan dengan sasaran yang dituju, dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang
dilakukan tersebut (indikator)
§
Konsep Audit Sosial
Konsep- konsep yang berkenaan dengan audit sosial yang telah dilakukan.
a)
Social Enterprise Partnership (SEP)
Audit sosial adalah sebuah metode yang dilakukan berkenaan dengan
sebuah organisai (perusahaan, lembga dan sebagainya), dalam merencanakan,
mengatur dan mengukur aktivitas nn finansial serta untuk memantau (memonitor)
konsekuensi secara eksternal dan internal sekaligus dari sebuah organisasi atau
perusahaan yang bersifat komersial’.
b)
The New Economics Foundation (NEF)
Audit sosial adalah suatu proses dimana sebuah organisasi dapat
menghitung untuk keadaan sosial, laporan pada danmeningkatkan keadaan sosial
tersebut. Audit sosial bertujuan menilai dampak sosial yang ditimbulkan oleh
organisasi dan tingkah laku anggota– anggota yang beretika dari sebuah
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan organisasi tersebut serta
hubungannya dengan keseluruhan stakeholderyang terkait dengannya’. Konsep ini
menggambarkan bahwa audit sosial lebih merupakan suatu penilaian dampak sosial
dari adanya program atau social impact assessment.
c)
The Northern Ireland Co-operative Development Agency (NICDA)
Audit sosial
adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh sebuah organisasi dan agen –
agennya untuk menilai dan mewujudkan keuntungan sosial mereka, keuntungan
komunitas dan keuntungan lingkungan serta keterbatasannya. Sehingga audit
sosial adalah sebuah cara untuk mengukur keluasan dari sebuah organisasi
untukdapat hidup dalam berbagai nilai dan sasaran yang sudah disetujui untuk
bekerja sama
v MODEL DAN
KEUNTUNGAN AUDIT SOSIAL
Sebagai penilaian perwujudan perusahaan dalam aktivitasnya di
komunitas dan inidigambarkan oleh sejauh obyek-obyek sosial yang diminati
termasuk di dalamnya informasidan opini, yang menyatkan keadaan perusahaan
secara keseluruhan dan bagaimana bentukdari perusahaan itu sendiri.
SUMBER
:
NAMA : NOEKTA ROUZQI
NPM : 16213481
KELAS : 4EA10
TUGAS SOFTSKILL KE 8 PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI DAN PERUSAHAAN, HUBUNGAN BUDAYA DAN ETIKA KENDALA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA BISNIS ETIS.
v BUDAYA ORGANISASI
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
v
Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli
Susanto:
Pengertian budaya organisasi menurut susanto adalah nilai-nilai yang menjadi
pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah
laku atau berperilaku.
Robbins:
Budaya organisasi menurut Robbins adalah suatu sistem makna bersama yang dianut
oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
Gareth
R. Jones: Definisi budaya organisasi menurut Gareth R. Jones adalah suatu
persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu sistem dari
makna bersama.
Walter
R. Freytag: Pengertian budaya organisasi menurut Walter R. Freytag bahwa budaya
organisasi adalah asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disadari atau tidak
disadari yang mampu mengikat kepaduan suatu organisasi. Asumsi dan nilai
tersebut menentukan pola perilaku para anggota di dalam organisasi.
Larissa
A. Grunig, et.al.., : Menurut Larissa A. Grunig, et. al.., bahwa budaya
organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang
mampu mengorganisasikan suatu kelompok yang bekerja secara bersama-sama.
Lathans
(1998): Budaya organisasi menurut Lathans (1998) adalah norma-norma dan
nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota
organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima
oleh lingkungannya.
Sarpin
(1995): Pengertian budaya organisasi menurut sarpin adalah suatu sistem nilai,
kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi
dengan struktur system formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku
organisasi.
Schein:
Menurut Schein, pengertian budaya organisasi adalah suatu pola dari
asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu
kelompok tertentu, dengan maksud agar organisasi elajar mengatasi dan
menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu
diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan dan merasakan berkanaan dengan masalah-masalah tersebut.
Mondy
dan Noe (1996): Menurutnya budaya organisasi adalah system dari shared values,
keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling
berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku.
Hodge,
Anthony dan Gales (1996): Budaya organisasi menurut mereka adalah
konstruksi dari dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan
(observable) dan yang tidak kelihatan (unoservable).
v
Fungsi Budaya Organisasi
1. Perasaan Identitas dan Menambah
Komitmen Organisasi
2. Alat pengorganisasian
anggota
3. Menguatkan nila-nilai dalam
organisasi
4. Mekanisme kontrol perilaku
5. Mendorong dan meningkatkan
kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang.
6. Penentu arah organisasi mana yang
boleh dan yang tidak boleh.
v
Pengaruh Budaya Organisasi pada Perusahaan
Budaya
organisasi di setiap perusahaan nan ada di seluruh global memiliki budaya
tersendiri dalam menjalankan kinerjanya. Hal ini disebabkan sebab dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut.
Lingkungan
usaha. Lingkungan usaha di mana perusahaan tersebut beroperasi akan menentukan
langkah apa nan harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.
·
Adanya nilai-nilai atau konsep dasar dan keyakinan dari suatu
perusahaan.
·
Acara-acara rutin nan diselenggarakan perusahaan dalam rangka
memberikan reward pada para karyawannya.
·
Adanya jaringan nan dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda.
Jaringan komunikasi informal dalam perusahaan bisa menjadi wahana penyebaran
nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan keyakinan dari budaya perusahaan terkait.
Jadi,
budaya perusahaan diperoleh berdasarkan hubungan para karyawan dalam
menjalankan tugas dan kewajiban mereka, di bawah kontrol para dewan direksi
atau atasan. Contoh budaya perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya nan dianut
oleh atasan, dalam hal ini irama kinerja nan diterapkan.
v
HUBUNGAN ETIKA DAN BUDAYA
Etika
pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,
baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang
etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang menyangkut
hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan
dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika
perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
PENGARUH ETIKA TERHADAP BUDAYA
Etika
seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi
dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian
menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi
dalam budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan
perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan
kinerja karyawan.
Terdapat
pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dari tingkatan manajer terhadap
tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang
profesional untuk dapat mengerti dan perilaku terhadap adanya masalah etika
dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan
masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang
sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika
mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
v
Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis
Mentalitas
para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya
banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu
berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja
Bisnis yang Etis, yaitu :
Faktor
budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi
yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
Faktor
sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga
menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat
terlihat dalam bentuk KKN
SUMBER
:
NAMA : NOEKTA ROUZQI
NPM : 16213481
KELAS : 4EA10
Langganan:
Postingan (Atom)