PRINSIP DALAM BISNIS DAN LINGKUNGAN
v DEFINISI
PRINSIP DALAM BISNIS
Prinsip etika bisnis pada
dasarnya adalah mematuhi Hukum, terkadang kita salah mempersepsikan hukum
dan etika terlihat identik. Memang benar bahwa hukum tertentu menuntut perilaku
yang sama seperti yang oleh dituntut standar moral kita. walaupun demikian,
hukum dan moral tidak selalu sama. Beberapa hukum tidak punya hubungn dengan
moralitas, bahkan hukum kadang melanggar standar moral sehingga bertentangan
dengan moralitas, seperti memperlakukan budak sebagai properti dalam
hukum perbudakan diperbolehkan. Ini kenyataan bahwa etika tidak begitu saja
mengikuti hukum. Tapi bukan pula etika tidak mempunyai keterkaitan dengan
hukum. Standar Moral kadang dimasukan ke dalam hukum ketika kebanyakan
dari kita merasa bahwa standar moral mestinya ditegakkan dengan kekuatan sistem
hukum, sebaliknya hukum dikritik dan dihapuskan ketika dengan nyata
melanggar standar moral.
A.
Prinsip prinsip etika bisnis bertujuan memberikan acuan cara yang
harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Prinsip-prinsip etika
bisnis (Muslich, 2004) meliputi:
1)
Prinsip ekonomi; dalam hal ini perusahaan bebas memiliki wewenang
sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi
yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada
upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran,
kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
2)
Kejujuran; prinsip ini menjadi nilai paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan
bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak terkait dengan aktivitas
bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat
yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan tinggi bagi
perusahaan tersebut.
3)
Niat baik dan tidak berniat jahat; berhubungan erat dengan
kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaan dalam membangun
kepercayaan masyarakat, justru kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan
perusahaan tersebut. Niatan dari suatu tujuan terlihat cukup transparan misi,
visi dan tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan.
4)
Adil; menganjurkan perusahaan untuk berperilaku adil kepada
pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis.
5)
Hormat pada diri sendiri; prinsip ini adalah cermin penghargaan yang
positif pada diri sendiri dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain.
Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.
B.
Teori Etika dan Lingkungan
Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
C.
Menurut Sonny Keraf (1998), setidaknya ada lima prinsip yang dijadikan
titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis yakni:
·
Prinsip Otonomi; menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan
tanggungjawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapatmengambil suatu
keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan
apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada
pihak lain.
·
Kejujuran; menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa
yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Juga menyiratkan
kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang
telah disepakati.
·
Keadilan; menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara
adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakandari berbagai aspek baik dari
aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
·
Saling menguntungkan; menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis
perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan
tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
·
Integritas Moral; adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain
dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil dan dilandasi oleh kesadaran
bahwa setiap orang harus di hormati harkat dan martabatnya.
NAMA : NOEKTA ROUZQ
NPM : 16213481
KELAS : 4EA10
SUMBER
:
https://sitinovianti.wordpress.com/2015/10/24/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-etika-dan-lingkungan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar